Senin, 28 Juli 2008

Berdoalah!

Abdullah bin Shamit, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada di muka bumi ini seorang muslim yang berdo’a kepada Allah, kecuali Allah pasti mengabulkan do’anya, atau menghindarkannya dari keburukan, selama ia tidak berdo’a untuk sesuatu yang dosa atau memutuskan silaturahim.” Seorang sahabat yang mendengarnya mengatakan, “Kalau begitu, kita perbanyak saja berdo’a." Rasul mengatakan, “Walaupun kamu perbanyak, maka yang disisi Allah jauh lebih banyak.” (HR. Turmudzi’)
Hadits ini menjelaskan bahwa doa seorang muslim pasti dikabulkan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Abdullah Ibnul Mubarak bahwa Allah memiliki sifat Ar-Rahman yaitu jika Dia diminta pasti memberi, sedang Ar-Rahim yaitu jika tidak dimintai maka Dia murka. (Fathul Bari 8/155).
Sekarang ini banyak doa yang sudah dipanjatkan, sering juga diadakan doa bersama untuk keselamatan bangsa, namun mengapa masih banyak penderitaan yang menimpa bangsa? mengapa dalam kenyataannya begitu sulit do'a itu dikabulkan? padahal Allah berjanji akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan, sedangkan janji Allah itu pasti, tidaklah seperti janji manusia yang sering di ingkari.
Sebagai seorang muslim, tidak sepatutnya kita "berburuk sangka" kepada Allah SWT. Kita semestinya introspeksi diri dengan tetap meyakini kemurahan dan rahmat Allah akan datang cepat atau lambat, secara sekaligus atau berangsur-angsur. Bagi orang beriman, suka-duka hidup tiada lain batu ujian untuk menguji keimanan, mendewasakan diri, mengingatkan kealpaan, dan menuai pahala.
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Saad datang menghadap kepada Rasulullah. Saad merasa dirinya sudah lama bermunajat kepada Allah, namun keinginannya tak kunjung dikabulkan. Dengan hati nelangsa, Saad melaporkan kegundahan hatinya. “Ya, Rasulullah saw, aku telah berdo’a, tetapi tak kunjung dikabulkan juga. Adakah gerangan yang salah?" Rasulullah pun menjawab, "Hai Saad, hindarilah makanan haram. Ketahuilah, setiap perut yang diisi dengan sesuatu yang haram, sekalipun hanya sesuap nasi, maka doanya ditolak selama 40 hari.”
Ada hubungan langsung antara doa dengan makanan yang masuk ke tubuh kita. Bila yang haram yang kita makan, maka pastilah semua doa kita akan ditolak, kalau pun dengan makanan haram tetap tercapai apa yang diinginkan, itu adalah cobaan.
Ini artinya, ada banyak kemungkinan yang Allah berikan, tatkala kita merasa do’a kita belum dikabulkan. Pertama, memang tidak dikabulkan karena tidak cukup syarat dan etika berdoa. Kedua, sudah dikabulkan tetapi ditunda pembalasannya, menjadi semacam investasi di akhirat. Ketiga, diganti dengan pahala yang lain seperti dengan berbagai kebaikan, misalnya dengan pengampunan dosa, dihindari dari bahaya, dibimbing ke arah yang baik dan sebagainya.
Kita perlu lebih bijaksana dalam berdo'a ataupun meminta kepada Allah, dengan mempertimbangkan kepantasan dari permintaan kita tersebut, yang dibarengi dengan tawadhu, bersabar juga banyak-banyak bersyukur dengan apa yang telah dan sedang kita miliki baik benda maupun kesehatan kita. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: